Belakangan ini memang sedang banyak bermunculan usaha di bidang kuliner beberapa artis terkenal di ibukota. Berbeda dengan kebanyakan artis lain yang menjual cake sebagai oleh-oleh khas daerah,Ruben Onsu justru merintis usaha tempat makan ayam geprek.
Produk yang di beri nama I Am Geprek Bensu ini menjual menu ayam geprek plus nasi. Di saat produk kuliner artis lainnya di jual dengan harga yg cukup mahal,I Am Geprek Bensu justru menawarkan harga yang sangat terjangkau mulai dari 5000an.
Warung ayam geprek ini cukup terkenal tidak hanya pada kalangan artis dan aktor namun juga pada kalangan masyarakat. Usaha ayam geprek ini merupakan usaha baru Ruben Onsu yang dirintis sejak 2016 silam. Outlet ini pertama kali buka pada kota Jakarta dan kini I Am Geprek Bensu telah memiliki banyak cabang di berbagai daerah seperti pada kota Serang, Tebet, Bekasi , Depok dan kini hadir di kota Semarang.
Hadir di kota Semarang, I Am Geprek Bensu Semarang ini sudah dibanjiri pelanggan masyarakat kota semarang yang penasaran dengan cita rasa ayam geprek aktor terkenal ini. Ditambah dengan harga yang yang sangat ekonomis membuat warung ayam geprek ini semakin laris manis dari kalangan pelajar hingga karyawan. Outlet I Am Geprek Bensu ini buka mulai pukul 2 siang hingga jam 10 malam.
Promosi restoran begitu gencar di media sosial. Menampilkan gambar ayam yang digeprek atau dihancurkan dengan selimut sambal rawit tebal. Keseluruhan menu ini dibanderol dengan harga relatif murah.
Akhir pekan kemarin kami tertarik menyambangi gerainya di kawasan Margonda Raya. Rupanya antrean masih cukup panjang meski kami datang sore hari. Para pegawaipun sudah menginformasikan kisaran waktu tunggu untuk mencicip racikan ayam goreng tepung pedas ini.
Sambil mengantre, kami bisa mengintip kesibukan para pegawai. Lebih dari 5 orang bertugas menyiapkan pesanan. Ada yang mengulek cabai, melelehkan keju hingga menempatkan pesanan secara keseluruhan.
Usai mengantre 1 jam, akhirnya pesanan Paket Ayam Geprek Leleh (Rp 25.000) dan Paket Mie Ayam Geprek (Rp 17.000) datang. Saat memesan kami dipersilakan memilih level kepedasan yang diinginkan. Skalanya 1-10 yang merujuk pada jumlah sendok cabai yang dipakai.
Paket Ayam Geprek Leleh Level 5 tampil menggugah selera. Di atas piring anyaman bambu nampak ayam goreng tepung digeprek lalu diselimuti telur dan keju. Sementara sambal rawit 'bersembunyi' diantaranya.
Tekstur ayam goreng terasa empuk di dalam dan renyah di luar karena baluran tepung. Rasa gurihnya tercecap pas di lidah kami. Soal tepung, pegawai menginformasikan tepung kabarnya diracik khusus. Bukan beli jadi di pasaran.
Telurnya sendiri berupa telur orak-arik dengan jumlah tak terlampau banyak. Di atasnya baru ditaburi melted keju cheddar yang dipanaskan dengan blow torch. Nampak permukaan keju sedikit berongga dengan totol-totol bekas bakaran.
Karena bukan keju mozzarella, sensasi benang mulur khas keju leleh tak nampak saat kami menariknya. Soal rasa, gurihnya tak tercecap kuat. Namun berpadu enak dengan sambal rawit level 5 yang sudah membuat kami bercucuran keringat.
Rasa pedas sambal begitu menonjok karena sambal diracik langsung dari rawit segar. Cabainya sengaja tak digerus halus sehingga kulitnya masih kasar. Ada jejak gurih dari pemakaian bawang putih dalam jumlah banyak. Huahh!
Ingin mencoba 'pendamping' berbeda, kami beralih ke Paket Mie Ayam Geprek. Mie goreng instan porsi mini disandingkan sebagai pelengkap ayam. Pada sajian ini, kami memilih level 3 untuk kepedasannya.
Komentar
Posting Komentar