Langsung ke konten utama

RESUME BUKU "Ilmu Pengetahuan Sebuah Tinjauan Filosofi (A. Sony Keraf & Mikhael Dua)" BAB 1 PENDAHULUAN

Apa Itu Filsafat ?

Karena filsafat ilmu pengetahuan merupakan salah satu cabang filsafat, barangkali ada baiknya kita awali dengan mengajukan pertanyaan klasik berupa “Apa itu filsafat?”. Namun itu merupakan suatu pertanyaan yang sulit untuk dijawab, berbeda dengan pertanyaan “Apa itu sosiologi?”, “Apa itu politik?”, “Apa itu antropologi?” dan seterusnya. Beberapa pertanyaan tersebut agak mudah untuk menemukan jawabannya, namun untuk menemukan jawaban dari pertanyaan “Apa itu filsafat?” tidak mudah untuk menjawabnya. Sering kali orang-orang yang secara khusus belajar tentang filsafat mengatakan pertanyaan tersebut tidak mudah untuk menjawabnya secara singkat. Tetapi, sebenarnya jika kita mengajukan pertanyaan seperti itu sudah menandakan kita sedang berfilsafat. Dengan jawaban ini mau dikaitkan bahwa filsafat pertama-tama adalah sikap, sikap mempertanyakan, sikap bertanya, yaitu bertanya dan mempertanyakan segala sesuatu. Karena itu, ketika kita bertanya “Apa itu filsafat?” kita sedang berfilsafat dan memperlihatkan secara kongkret hakikat filsafat itu sendiri. Memang pada akhirnya pertanyaan itu menemukan sebuah jawaban, namun jawaban tersebut akan kembali dipertanyakan. Oleh karena itu, filsafat itu dianggap sesuatu yang berawalan dari sebuah pertanyaan dan berakhir dengan pertanyaan juga. Bahkan bisa jadi pertanyaan tersebut merupakan sebuah jawaban juga. Dengan kata lain, filsafat juga bisa dikatakan sebuah sistem pemikiran atau lebih tepatnya cara berpikir yang terbuka, terbuka untuk dipertanyakan dan dipersoalkan kembali. Filsafat juga berbeda dari sebuah ideologi dan dogma, dimana ideologi dan dogma cenderung tertutup, cenderung menganggap kebenaran tertentu sebagai tidak bisa dipersoalkan dan diterima begitu saja. Sebaliknya, filsafat ilmu pengetahuan pada umumnya tidak menerima kebenaran apa pun sebagai sesuatu yang telah selesai.

Memang betul secara etimologi, filsafat berarti berarti cinta akan kebenaran ; suatu dorongan terus-menerus; suatu dambaan untuk mencari dan mengejar kebenaran. Namun dalam pengertian ini yang mau diungkapkan bahwa filsafat adalah sebuah upaya, sebuah proses, sebuah pencarian, sebuah quest sebuah perburuan tanpa henti akan kebenaran. Dalam arti itu, filsafat adalah sebuah sikap yang dihidupi, yang dihayati dalam pencarian dalam quest, dalam pertanyaan terus-menerus. 

Sebagai dikap, yaitu sikap mencintai, di satu pihak terdapat ketiadaan , ada kekosongan dari yang dicari. Namun di sisi lain sebagai sikap, ia tidak kosong sama sekali, ia sesungguhnya telah memiliki yang dicari, yang dicintai. Ia memang mengalami kekosongan akan yang dicintai dan karena itu ingin mengejar kekosongan tersebut untuk diisi. Tetapi sekaligus yang dicintai itu telah ada melalui representasi dalam sikap mencintai itu sendiri. Maka, kebenaran yang dikejar oleh filsafat memang belum dimiliki tetapi sekaligus telah dimiliki dalam bentuk proses mencari tadi. Karena posisi yang paradoksal dari sikap mencintai ini, cinta yang sejat termasuk cinta akan kebenaran, di satu pihak akan selalu cenderung ingin memiliki dan ingin dekat dengan kebenaran tersebut. Tetapi, sekaligus terdapat kecenderungan untuk mempersoalkan, mempertanyakan dan bersikap kritis dalam bentuk kecemburuan sosial yang positif dan sehat. Sementara dalam filsafat ilmu pengetahuan, sikap ini muncul dalam bentuk sikap kritis yang ingin meragukan tersebut kebenaran yang telah ditemukan. Kongkretnya, dengan berfilsafat, pada akhirnya seseorang akan semakin memahami makna segala sesuatu, termasuk makna kehidupan ini. Dengan bertanya, ia akan semakin memahami segala hal dan semakin mengambil sikap terhadap realitas.

Dengan jawaban sederhana diatas semakin jelas pemahaman tentang filsafat. Pertama, filsafat dipahami sebagai upaya, proses, metode, cara untuk terus mencari sebuah kebenaran. Dambaan ini muncul dalam sikap kritis  untuk selalu mempersoalkan apa saja untuk sampai kebenaran yang paling akhir. Kedua, filsafat dilihat sebagai upaya untuk memahami konsep atau ide-ide. Dengan bertanya orang lalu berpikir tentang apa yang ditanyakan dan berusaha untuk menemukan jawaban atas apa yang di tanyakan. Maka, muncullah sebuah ide atau konsep tertentu yang dapat menjawab pertanyaan tadi. Tetapi yang menarik, filsafat sebagai sebuah sikap terus mencari, akan mempertanyakan kembali konsep atau ide untuk lebih memahaminya. Hal tersebut akan menyebabkan proses mempertanyakan konsep atau ide yang diajukan atas sebuah pertanyaan. Tetapi yang paling menarik jawaban yang paling akhir dan paling benar itu tidak akan pernah ditemukan. Maka proses bertanya itu sendiri akan terus bergulir sebagaimana hakikat filsafat itu sendiri. Yang ditemukan hanyalah sebuah jawaban-jawaban sementara yang terus-menerus akan dikritik, maka dari itu filsafat pun akan berlangsung tanpa henti. Filsafat tidak akan menemukan titik akhir, maka hal tersebut filsafat sering disebut sebuah ilmu yang berupaya mencari “yang paling akhir”, “yang paling dalam”.

Dalam berfilsafat tidak berarti orang tidak pernah yakin akan kebenaran dari apa yang telah dicapainya, seseorang itu tentunya haru yakin akan kebenaran dari apa yang ditemukannya. Dengan mengatakan bahwa filsafat adalah upaya untuk memahami ide atau konsep, filsafat juga dilihat sebagai “pemikiran tentang pemikiran” atau “berpikir tentang berpikir”. Dengan kata lain aktivitas para filsuf adalah berpikir dan yang dilakukan adalah duduk berpikir, berpikir tentang apa saja termasuk berpikir tentang pemikiran apa yang dipikirkannya. Ia bertanya dan berusaha untuk menjawab dari pertanyaannya sendiri, namun pertanyaan tersebut akan disanggah dan di kritik kemudian di pertanyakan kembali.

Kembali terbentuk pertanyaan, siapa sesungguhnya filsafat itu? Jawabannya sangat mudah, semua manusia yang selalu bertanya terus-menerus adalah filsuf. Semua orang yang selalu cenderung mengajukan pertanyaan atas apa saja, sesungguhnya adalah filsuf karena dengan mengajukan pertanyaan atas apa saja ia sudah berfilsafat. Sebenarnya filsafat itu sederhana sekali, tidak lebih tidak kurang, hanya sikap yang selalu bertanya terus-menerus. Sesuatu yang alamiah, tapi sekaligus sukar baru manusia karena terbiasa dengan segala sesuatu yang alami. Kita cenderung terbiasa dengan perintah, pernyataan dan larangan sampai hilang kecenderungan bertanya dan cenderung mencari kebenaran dan lebih senang menerima apa saja yang dianggap benar. Apalagi, karena kecenderungan bertanya terus-menerus itu kalau diikuti terus akan sampai pada pertanyaan-pertanyaan yang mendasar. Dalam situasi yang seperti itu dibutuhkan orang-orang khusus. Sekarang timbul pertanyaan, bukankah dalam semua ilmu orang selalu cenderung mempertanyakan segala sesuatu? Pertama, sikap dasar selalu bertanya yang menjadi ciri khas filsafat itu sendiri. Oleh karena itu filsafat sendiri sering disebut sebagai ratu dan induk semua ilmu pengetahuan, ratu yang memahkotai semua ilmu dengan sikap dasar selalu bertanya ini. Dianggap induk karena dari sikap dasar bertanya lahir berbagai ilmu yang banyak. Kedua, ada satu perbedaan dasar antara sikap bertanya dalam filsafat dan sikap bertanya dalam semua ilmu lainnya. Dalam filsafat, kita sering kali mempertanyakan sesuatu dari sudut pandang yang paling umum dan mendasar dalam hal hakikat, ini dan pengertian paling dasar. Kemudian terdapat pertanyaan lagi, kalau semua manusia, dalam arti filsuf, mengapa perlu ada orang tertentu yang belajar filsafat dan dikenal dengan filsuf sebagai ahli filsafat? Pertama, dibutuhkan orang khusus yang belajar filsafat karena memang telah hilang kecenderungan berfilsafat dalam diri semua manusia. Kedua, dalam rangka itulah, filsafat tidak lagi sekadar sebuah sikap belaka melainkan telah menjadi ilmu khusus yang perlu dipelajari. Untuk mengetahui tempat filsafat ilmu pengetahuan dalam seluruh disiplin ilmu filsafat, ada baiknya dikemukakan bahwa secara umum ilmu filsafat dibedakan menjadi lima cabang yaitu : (1) metafisika atau ilmu tentang yang ada sebagai ada, (2) epistemologi atau filsafat ilmu pengetahuan, (3) etika atau filsafat moral yang berbicara mengenai baik buruknya perilaku manusia, (4) logika berbicara mengenai bagaimana berpikir secara tepat, (5) estetika atau filsafat seni berbicara tentang keindahan.

Fenomenologi Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan

Secara metodologis, dalam gejala terbentuknya pengetahuan manusia, dapat dibedakan antara dua kutub berbeda dari gejala pengetahuan manusia itu, yaitu antara kutub si pengenal dan kutub yang dikenal, atau antara subjek dan objek. Hubungan yang sedemikian hakiki ini telah menimbulkan perdebatan yang tiada henti sepanjang sejarah filsafat ilmu pengetahuan. Pada tingkat lain, muncul persoalan serupa : apakah pengetahuan manusia berasal dari akal budi manusia atau berasal dari pengalaman manusia akan realitas objektif di alam semesta. Perdebatan-perdebatan ini, kendati sangat penting sebagaimana akan di bahas sebagian, sampai tingkat tertentu tidak menyangkal kenyataan bahwa bagaimanapun juga supaya ada pengetahuan. Subjek harus terarah kepada objek, dan sebaliknya objek harus terbuka dan terarah kepada subjek. Yang menarik, pengetahuan adalah peristiwa yang terjadi dalam diri manusia. Maka, tanpa ingin meremehkan peran penting dari objek  pengetahuan, manusia sebagai subjek pengetahuan memegang peranan penting. Hanya saja perlu dicatat bahwa keterarahan manusia terhadap objek ini hanya mungkin menimbulkan pengetahuan kalau dalam diri manusia sebagai subjek sudah terdapat kesamaan-kesamaan prinsip atau kategori tertentu yang memungkinkan manusia dapat mengenal dan menangkap objek yang diamatinya. Objek itu akan berlalu begitu saja, dengan kata lain pengetahuan itu hanya mungkin terwujud kalau manusia itu sendiri adalah bagian dari objek, dari realitas di alam semesta ini. Dalam hal ini, dapat dikatakan bahwa hanya melalui dan berkat unsur jasmaninya manusia mampu menangkap objek yang ada di sekitarnya karena tubuh jasmani manusia adalah bagian dari realitas alam semesta ini.

Tetapi di pihak lain, karena manusia tidak hanya memiliki tubuh jasmani, melainkan juga jiwa yang mengatasi tubuh jasmaninya yang terbatas. Melalui akal budi untuk mengadakan perbandingan, untuk membuat abstraksi, untuk melakukan refleksi, dan untuk menggalai lebih jauh lagi dan lebih mendalam. Pengetahuan manusia yang bersifat abstrak umum dan universal itulah yang memungkinkan untuk dirumuskan dan dikomunikasikan dalam bahasa yang bersifat umum dan universal. Melalui bahasa inilah, pengetahuan ini dikomunikasikan, dibakukan dan diwariskan dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Manusia tidak hanya memiliki tubuh tetapi jiwa, manusia tidak hanya tahu tentang sesuatu melainkan juga tahu bahwa ia tahu tentang sesuatu. Oleh karena itu, kesadarannya manusia melakukan refleksi tentang apa yang diketahuinya. Berkat refleksi itu pula pengetahuan yang bersifat spontan dan langsung kemudian diatur dan disistematis sedemikian rupa sehingga isinya dapat dipertanggung jawabkan. Jadi, ilmu pengetahuan muncul karena apa yang sudah diketahui secara spontan dan telah diatur dengan menggunakan metode yang bersifat baku.

Filsafat Pengetahuan dan Filsafat Ilmu Pengetahuan

Dengan pemahaman umum diatas, pengetahuan adalah keseluruhan pemikiran, gagasan, ide, konsep, dan pemahaman yang dimiliki oleh manusia tentang dunia dan segalanya. Sedangkan ilmu pengetahuan adalah keseluruhan sistem pengetahuan manusia yang telah dibakukan secara sistematis. Berarti pengetahuan lebih spontan sifatnya dibandingkan ilmu pengetahuan yang lebih sistematis dan reflektif. Dengan demikian pengetahuan lebih luas daripada ilmu pengetahuan yang mencakup segala sesuatu yang diketahui manusia tanpa perlu berarti dibakukan.

Dengan pembedaan ini, menjadi jelas bahwa tidak hanya ada filsafat ilmu pengetahuan, melainkan juga ada filsafat pengetahuan. Filsafat pengetahuan terutama yang berkaitan dengan upaya mengkaji segala sesuatu yang berkaitan dengan pengetahuan manusia pada umumnya. Di pihak lain, filsafat ilmu pengetahuan adalah cabang filsafat yang mempersoalkan dan mengkaji segala persoalan yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan. Asumsi, bahwa ilmu pengetahuan dilihat sebagai upaya untuk menjelaskan hubungan antara berbagai hal dan peristiwa yaitu segala sesuatu yang dilihat dalam alam semesta ini sebagai sesuatu yang berdiri sendiri-sendiri, sesungguhnya tidak berdiri sendiri-sendiri melainkan ada ikatan satu sama lain. Dalam kaitannya tersebut dikembangkan metode untuk tidak hanya menemukan sebab dan akibat dari berbagai peristiwa tertentu melainkan juga untuk menjelaskan kaitan antara satu peristiwa dengan peristiwa yang lainnya.

Upaya menjelaskan dan memahami berbagai hal dan peristiwa di alam semesta ini, sesungguhnya bukan hanya monopoli ilmu pengetahuan. Sebelum muncul ilmu pengetahuan, manusia telah berupaya untuk menjelaskan dan memahami berbagai peristiwa yang terjadi. Melalui cerita-cerita dongeng manusia berupaya untuk menjelaskan secara masuk akal makna dari berbagai peristiwa yang berkaitan dengan peristiwa yang lainnya. Melalui mitos-mitos manusia memahami pada tingkat yang sangat sederhana, dan dengan pemahaman yang sederhana tersebut manusia bisa menata hidupnya.

Fokus Filsafat Ilmu Pengetahuan

Pembicaraan tentang ilmu pengetahuan akan sangat bermanfaat untuk mengerti bahwa ilmu pengetahuan tidak lebih dari salah satu cara untuk mengerti bagaimana budi kita bekerja. Metode-metode ilmu pengetahuan merupakan metode-metode yang logis yang mempraktikkan logika. Tugas dari filsafat ilmu pengetahuan adalah membuka pikiran kita untuk mempelajari dengan serius proses logis dan imajinatif dalam cara kerja ilmu pengetahuan. Namun pendekatan pertama tidaklah cukup, ilmu pengetahuan telah berkembang sebagai bagian dari hidup kita. Dengan hal itu, filsafat ilmu pengetahuan perlu mengarahkan diri selain kepada pembicaraan tentang masalah metode ilmu pengetahuan juga harus bicara tentang hubungan antara ilmu pengetahuan dan masyarakat. topik yang dibicarakan di sini antara lain adalah hubungan antara ilmu pengetahuan dengan life-world, antara ilmu pengetahuan dan politik dan yang lainnya.

Manfaat Belajar Filsafat Ilmu Pengetahuan

Kita dapat merumuskan beberapa  manfaat yang bisa kita petik dari bab ini. Pertama, membantu mahasiswa untuk semakin kritis dalam sikap ilmiahnya. Mahasiswa di sini dituntut untuk tetap kritis terhadap berbagai macam teori dan pengetahuan ilmiah yang telah diperoleh. Kedua, secara khusus ini berguna bagi calon ilmuwan dengan memperkenalkan mereka dengan metode ilmu pengetahuan yang sangat berguna bagi mereka dalam mencari ilmu pengetahuan. Ketiga, dengan mempelajari filsafat ilmu pengetahuan khususnya cara kerja ilmu pengetahuan. Pada dasarnya ilmu pengetahuan ini dibutuhkan untuk memecahkan sebuah permasalahan yang terjadi dan menyelesaikan secara rasional. Keempat, salah satu aspek penting yang akan kita lihat yaitu bahwa ilmu pengetahuan tidak hanya bersifat puritan-elitis, melainkan juga pragmatis.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tembang Macapat Sinom dan Artinya

Tembang macapat Sinom merupakan salah satu tembang macapat yang banyak berbicara tentang anak muda yang sedang mengalami pertumbuhan. Dalam tradisi jawa, tembang banyakk dimanfaatkan sebagi sebuah piwulang (ajaran) dan wewarah (mengajari), tak terkecuali tembang macapat sinom . Salah satu tembang macapat sinom yang paling populer adalah karya KGPAA Mangkunegoro ke IV (1811-1882 M) yang terdapat dalam Serat Wedatama, Pupuh Sinom, podo 15. Tembang ini sering dikenal dengan nama Sinom Gadhung Melati.

Nusantara Droid War : Komik Pengangkat Legenda dan Dongeng di Indonesia

Nusantara Droid War atau yang lebih dikenal dengan NDW, merupakan sebuah komik online yang berada di sebuah aplikasi LINE yaitu Webtoon. Komik ini hasil besutan dari Satria EXZ dan Vega Mandalika, tapi untuk sekarang masih dipegang oleh Vega Mandalika yang dibantu oleh teman-temannya. NDW ini memiliki genre komik fantasi yang menceritakan sebuah permainan modern yang sedang trend di Indonesia. Para player memiliki sebuah bidak atau jagoan yang didalam komik tersebut disebut droid. Para player pun mengadu droid-droidnya satu sama lain dengan menyajika kekuatan-kekuatan yang berbeda-beda pula. Tetapi menarik disini adalah droid-droid yang dimiliki player NDW merupakan berbagai hal yang berkaitan dengan unsur nusantara Indonesia, mulai dari kisah rakyat, legenda, tarian daerah, hingga kisah mistis yang ada di Indoensia. Semua itu dikemas dengan wujud ilustrasi yang modern tanpa meninggalkan ciri khas tokoh yang akan di jadikan droid. Sampai saat ini NDW sudah mencapai episode 125 de...