Indonesia
adalah sebuah negara yang kaya atas budaya, adat istiadat dan juga kaya akan
prestasinya baik dibidang akademik maupun non akademik. Seperti di bidang
olahraga, Indonesia termasuk salah satu negara yang bisa dikatakan subur dalam
perolehan prestasi. Salah satunya di cabang olahraga bulutangkis, Indonesia
adalah salah satu negara yang mendominasi perolehan gelar juara.
Seringkali dalam beberapa turnamen atau event internasional, Indonesia selalu
mengisi podium juara. Tapi seringkali juga Indonesia gagal dalam merebut podium
juara. Dalam sejarah Indonesia masih kalah perolehan gelar jura dengan rival
abadi yaitu Tiongkok. Hal tersebut karena faktor pemain yang sangat berkembang
kemampuannya dan pola permainan yang ditunjukkan oleh Tinongkok diakui sangat
bagus.
Dalam sejarah perbulutangkisan, Indonesia mendominasi di setiap turnamen yang
diadakan. Salah satunya pada era Susi Susanti dan Rudi Hartono sukses memmbuat
sang garuda terbang tinggi di langit dunia. Walaupun terkadang mendapat
gempuran dari negara-negara pesaing seperti Tiongkok, Malaysia, Thailand, Korea
Selatan dan negara-negara lainnya. Salah satu negara yang menjadi rival dari
Indonesia adalah Tiongkok.
Kedua negara tersebut salang bersaing untuk merebut podium juara pada setiap
turnamen atau event internasional. Dalam perkembangannya, perbulutangkisan
Indonesia mengalami pasang surut. Pada era Taufik Hidayat dan Firdasari, masih
bisa mempertahankan eksistensi perolehan gelar juara. Tapi sering kali sang
garuda harus jatuh tersungkur dan harus menelan kekalahan.
Prestasi yang paling tinggi dalam turnamen dunia adalah Indonesia memperoleh
medali emas. Seperti Taufik Hidayat, Susi susanti, Rudy Hartono sudah pernah menjuarai
turnamen kelas dunia tersebut. Pada masa ini Indonesia bisa dikatakan sedang
mengalami kemarau gelar, karena minimnya perolehan gelar di setiap turnamen
dunia. Seperti pada gelaran Thomas Cup dan Uber Cup yang diselenggarakan di
Kunshan, Jiangsu, China, tim Thomas Indonesia harus puas duduk sebagai Runner
Up setelah ditaklukkan oleh tim Denmark.
Sedangkan tim Uber Indonesia harus tersingkir lebih awal di babak quarterfinal.
Pada gelaran Sudriman Cup yang di selenggarakan di Benua Kanguru, Australia.
Kontingen Indonesia yang dipimpin Mohammad Ahsan, harus tersungkur dibabak
penyisihan dan pulan lebih awal karena kalaah poin dari India dan Denmark.
Sepanjang sejarah perhelatan Sudirman Cup, Indonesia baru merasakan gelar
sekali saja pada tahun 1989.
Kekalahan tersebut merupakan rekor terburuk selama piala Sudirman Cup di
selenggarakan. Akan tetapi baru-baru ini Indonesia mendapatkan prestasi yang
sangan gemilang yaitu ganda putra Indonesi Kevin Sanjaya/Marcus Gideon menyabet
hattrick gelar superseries. Semenjak itu sang garuda pun mulai terbang tinggi
terbukti dalam ajang Thailand Open Grand Prix Gold 2017, Indonesia membawa dua
gelar juara melalui sector ganda putra (Berry/Hardianto) sekaligus gelar kedua
bagi mereka.
Ganda putri Indonesia pun tidak mau kalah, Greysia Polii dan Apriyani pun
sukses mendapatkan gelar juara perdana mereka selama berpasangan. Hal tersebut
bisa menjadi tumpuan bagi sang garuda untuk kembali terbang tinggi di langit
dunia.
Turnamen selanjutnya adalah BCA Indonesia Open Superseries Premier 2017 yang
digelar di Indonesia. Ini akan menjadi sebuah keuntungan bagi atlet-atlet
Indonesia karena akan bermain di negara sendiri.pada turnamen kali ini akan
mepeerebutkan gelar dan total hadiah sebesar USD 1 juta atau sekita Rp. 13,5 miliar.
Tapi pada gelaran Indonesia Open tahun lalu, Indonesia tidak berhasil mengirim
wakil satu pun utuk menjadi juara.
Pada kali ini, Indonesia akan mengirimkan atlet-atlet muda seperti Jonathan
Christie, Anthony Sinisuka Ginting , Ihsan Maulana Muustofa dan Hanna Ramadhani
akan bertempur untuk mempertahan kan harga diri bangsa. tapi tidak hanya
diperkuat generasi muda, seperti Tommmy Soegiarto, Tantowi Ahmad dan Liliana
Natsir akan ikut memperkuat kontingen Indonesia. Negara-negara pesaing pun
tidak mau kalah, mereka mengirikan wakil terbaik mereka seprti Lin Dan (China),
Lee Chonng Wei (Malaysia) dan juga masih banyak pemain yang diunggulkan.
Akan tetapi baru-baru ini Indonesia mendapatkan prestasi yang sangan gemilang
yaitu ganda putra Indonesi Kevin Sanjaya/Marcus Gideon menyabet hattrick gelar
superseries. Semenjak itu sang garuda pun mulai terbang tinggi terbukti dalam
ajang Thailand Open Grand Prix Gold 2017, Indonesia membawa dua gelar juara
melalui sector ganda putra (Berry/Hardianto) sekaligus gelar kedua bagi mereka.
Ganda putri Indonesia pun tidak mau kalah, Greysia Polii dan Apriyani pun
sukses mendapatkan gelar juara perdana mereka selama berpasangan. Hal tersebut
bisa menjadi tumpuan bagi sang garuda untuk kembali terbang tinggi di langit dunia.
Komentar
Posting Komentar