Langsung ke konten utama

Juwana, Desa kaya akan Budaya dan Surga bagi para Nelayan

Hasil gambar untuk tugu bandeng juwana

Juwana adalah salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Pati, wilayah ini memiliki luas wilayah sekitar 5.593 ha (55,93 km2). Asal mula nama Juwana kemungkinan berasal dari kata Jiwana, yang berasal dari Bahasa Sansekerta yang artinya jiwan. Tapi ada pendapat lain bahwa kata Juwana berasal dari kata “Druju” yang artinya nama pohon dan kata “Wana” yang artinya hutan. Kecamatan juwana terdiri dari 29 desa, yang terdiri atas 87 Rukun Warga (RW) dan 362 Rukun Tetangga (RT). Kota Juwana ini merupakan kota terbesar kedua di Kabupaten Pati. 

Kota ini pun memiliki berbagai julukan, salah satunya adalah kota bandeng. Mengapa dijuluki kota bandeng? Karena area pertambakan yang ada di Juwana luasnya hampir 7 km sampai batas laut jawa. Tambak tersebut adalah bagian dari matapencaharian masyarakat Juwana, dari tambak-tambak itu digunakan untuk membudidayakan udang, ikan nila, dan yang paling tersebesar komoditasnya adalah ikan bandeng. Selain menjadi matapencaharian para penduduk di Juwana, ikan bandeng pun menjadi salah satu kuliner khas dari Juwana. Salah satu kuliner dari olahan bandeng yang terkenal di Juwana adalah Bandeng Presto. Sang Bandeng yang memiliki duri lunak ini sangat digemari oleh masyarakat Juwana ini, selain rasanya yang khas dan enak, harga yang ditawarkan pun terjangkau. Dijuwana sendiri satu box yang berisikan 2 ikan bandeng presto yang sudah siap santap di bandrol dengan harga Rp. 10.000 – Rp. 25.000. selain bandeng presto masih banyak lagi olehan yang berbahan dasar ikan bandeng ini, antara lain krupuk bandeng, otak-otak bandeng, nugget bandeng, baso bandeng dan masih banyak lagi. 

Selain area pertambakan yang sangat luas, di Juwana juga terdapat sungai yang membentang yaitu Sungai Silugonggo. Sungai ini menjadi tempat berlabuhnya banyak kapal-kapal nelayan yang merupakan salah satu matapencaharian masyarakat Juwana yaitu nelayan, khususnya para penduduk desa yang menghimpit sungai tersebut yaitu desa Bajomulyo dan Desa Bendar. Kedua dsa tersebut termasuk desa yang paling maju se-kecamatan Juwana karena penghasilan dari melaut sangatlaha besar. Kedua desa ini pun berbanding terbalik dengan paradigma masyarakat luas yang menganggap kampong nelayan termasuk kampung yang miskin dan kurang maju dari perkembangan. Banyak sekali masyarakat dari luar juwana bahkan luar Jawa yang merapat ke Pelabuhan Juwana. Ada satu lagi agenda tahunan yaitu adalah Sedekah Laut untuk mensyukuri apa yang telah di beri oleh tuhan. Biasanya acara Sedekah bumi ini sangat meriah, berawal dari karnaval dan larung sesaji, pagelaran kebudayaan jawa (Ketoprak & Wayang kulit), Gema sholawat atau Majelis pengajian. Itulah serangkaian sedekah laut yang di lakukan penduduk Juwana khususnya penduduk Desa Bajomulyo dan Desa Bendar. 

Selain matapencaharian masyarakat Juwana yang sangat beragam mulai dari nelayan, peternak bahkan petani dan masih banyak lagi. Juwana juga termasuk kecamatan yang kaya akan adat istiadatnya. Misalnya desa Bakaran Wetan dan Kulon yang masih memegang teguh dan sangat kental akan adat istiadatnya. Salah satunya adalah penduduk desa Bakaran Wetan dilarang menggunakan batu bata merah dalam membangun rumah, kemudian tidak boleh berjualan nasi di Bakaran Wetan, kemudia saat menjadi pengantin diharuskan untuk meutari punden. Kebudayaan itu masih dijalani para penduduk sekitar, karena sebagian masyarakatnya masih percaya pada nenek moyang. Selain adat istiadatnya Desa Bakaran Wetan pun terkenal dengan kerajinan tangannya yaitu batik tulisnya. Ada pun motif-motif dari batik bakaran ini yaitu lebak urang, loek chan serta motif bandeng, sekarjagad, padas gempal, magel ati dan limaran. 

Sejarah batik tulis ini dimulai dari peran Nyi Bonoewati yang memiliki keterampilan dalam membuat batik. Hal tersebut juga didukung dengan pekerjaannya yaitu membuat seragam para prajurik kerajaan Majapahit di akhir abad 14M. Singkat cerita, kerajaan Majapahit mengalami keruntuhan dan Nyi Bonoewati beserta ketiga saudaranya yaitu Ki Dukut, Ki Truno dan Ki Dalang Becak melarikan diri dan menyusuri pantai utara Jawa Timur dan Jawa Tengah. Di perjalanan Nyi Bonoewati terpisah dengan saudaranya Ki Dalang, beliau melanjutkan perjalanan menyusuri kawasan rawa yang penuh pohon draju (sejenis semak berduri) yang kini dikenal dengan sebutan Drajuwana atau Juwana. 

Nah itu sedikit informasi tentang Kota Juwana yang ada di Kabupaten Pati, semoga bermanfaat yaaaa 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tembang Macapat Sinom dan Artinya

Tembang macapat Sinom merupakan salah satu tembang macapat yang banyak berbicara tentang anak muda yang sedang mengalami pertumbuhan. Dalam tradisi jawa, tembang banyakk dimanfaatkan sebagi sebuah piwulang (ajaran) dan wewarah (mengajari), tak terkecuali tembang macapat sinom . Salah satu tembang macapat sinom yang paling populer adalah karya KGPAA Mangkunegoro ke IV (1811-1882 M) yang terdapat dalam Serat Wedatama, Pupuh Sinom, podo 15. Tembang ini sering dikenal dengan nama Sinom Gadhung Melati.

Nusantara Droid War : Komik Pengangkat Legenda dan Dongeng di Indonesia

Nusantara Droid War atau yang lebih dikenal dengan NDW, merupakan sebuah komik online yang berada di sebuah aplikasi LINE yaitu Webtoon. Komik ini hasil besutan dari Satria EXZ dan Vega Mandalika, tapi untuk sekarang masih dipegang oleh Vega Mandalika yang dibantu oleh teman-temannya. NDW ini memiliki genre komik fantasi yang menceritakan sebuah permainan modern yang sedang trend di Indonesia. Para player memiliki sebuah bidak atau jagoan yang didalam komik tersebut disebut droid. Para player pun mengadu droid-droidnya satu sama lain dengan menyajika kekuatan-kekuatan yang berbeda-beda pula. Tetapi menarik disini adalah droid-droid yang dimiliki player NDW merupakan berbagai hal yang berkaitan dengan unsur nusantara Indonesia, mulai dari kisah rakyat, legenda, tarian daerah, hingga kisah mistis yang ada di Indoensia. Semua itu dikemas dengan wujud ilustrasi yang modern tanpa meninggalkan ciri khas tokoh yang akan di jadikan droid. Sampai saat ini NDW sudah mencapai episode 125 de...

RESUME BUKU "Ilmu Pengetahuan Sebuah Tinjauan Filosofi (A. Sony Keraf & Mikhael Dua)" BAB 1 PENDAHULUAN

Apa Itu Filsafat ? Karena filsafat ilmu pengetahuan merupakan salah satu cabang filsafat, barangkali ada baiknya kita awali dengan mengajukan pertanyaan klasik berupa “Apa itu filsafat?”. Namun itu merupakan suatu pertanyaan yang sulit untuk dijawab, berbeda dengan pertanyaan “Apa itu sosiologi?”, “Apa itu politik?”, “Apa itu antropologi?” dan seterusnya. Beberapa pertanyaan tersebut agak mudah untuk menemukan jawabannya, namun untuk menemukan jawaban dari pertanyaan “Apa itu filsafat?” tidak mudah untuk menjawabnya. Sering kali orang-orang yang secara khusus belajar tentang filsafat mengatakan pertanyaan tersebut tidak mudah untuk menjawabnya secara singkat. Tetapi, sebenarnya jika kita mengajukan pertanyaan seperti itu sudah menandakan kita sedang berfilsafat. Dengan jawaban ini mau dikaitkan bahwa filsafat pertama-tama adalah sikap, sikap mempertanyakan, sikap bertanya, yaitu bertanya dan mempertanyakan segala sesuatu. Karena itu, ketika kita bertanya “Apa itu filsafat?” kita seda...