Pintu gerbang majapahit adalah salah satu peninggalan warisan budaya nusantara yang berupa pintu jati kuno. Pintu gerbang inidibuat pada masa Kerajaan Majapahit dan singgah di Pati pada masa kejayaan kerajaan Majapahit sekitar abad 15an. Menurut sejarawan setempat mencatat, pintu gerbang Majapahit ini diambil oleh putra Sunan Muria dari Trowulan yang letaknya di Jawa Timur. Belum sampai ke tangan ayahnya yaitu Sunan Muria, di pertengahan jalan pintu gerbang ini sudah menjadi perebutan antara Raden Bambang Kebo Nyabrang dan Raden Ronggo. Akibata perebutan tersebut, pintu tersebut kemudian diletakkan di Rendole, Muktiharjo, Pati.
Lokasi pintu gerbang Majapahit di Pati terletak tidak jauh dari pusat kota Pati, yakni sekitar 4 km, tepatnya di Desa Rendole, Kecamatan Margorejo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Lokasi pintu gerbang Majapahit berdekatan dengan Stadion Joyokusumo Pati dan dekat dengan obyek wisata Sendang Tirta Sani Pati. Jika Anda dari Stadion Joyokusumo, jalan menuju arah utara sekitar 100 meter ada pertigaan di mana arah lurus menuju kecamatan Tlogowungu dan obyek wisata Sendang Tirta Sani, sedangkan jika belok kiri (arah kecamatan Gembong) adalah arah lokasi pintu gerbang Majapahit.
Setelah dari pertigaan pertama tersebut (kurang lebih 100 meter dari Stadion Joyokusumo), belok kiri hingga menjumpai SMK Negeri 2 Pati di sebelah kiri dan Anda lurus saja sekitar 400 meter dari SMK Negeri 2 Pati sebelah kanan jalan ada tulisan di pinggir jalan "Pintu Gerbang Majapahit" yang dikelola oleh Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Kabupaten Pati.
Sejarah legenda pintu gerbang Majapahit ini di Pati berula dari sebuah peristiwa dimana Sunan Muria tidak mengakui putranya sendiri yang bernama Raden Bambang Kebo Nyabrang, anak perkawinan dengan Dewi Sapsari. Kemudia Sunan Muria yang merupakan anak dari Sunan Kalijaga ini meminta Raden Bambang Kebo Nyabrang untuk membawakan pintu gerbang Majapahit ini biara diakui sebagai anak oleh Sunan Muria. Setelah dewasa, Raden Bambang Kebo Nyabrang diminta ibunya untuk menyusul ayahnya di daerah Muria. Dari sini, terlibat obrolan yang agak serius di mana Sunan Muria tidak mau mengakui Kebo Nyabrang sebagai anaknya jika tidak dibawakan pintu gerbang Majapahit. Inilah kisah prahara pintu gerbang Majapahit yang saat ini ada di Pati, yaitu perebutan pintu gerbang Majapahit antara Raden Bambang Kebo Nyabrang (putra Sunan Muria) dan Raden Ronggo (murid Sunan Ngerang). Perebutan pintu gerbang Majapahit yang disertai dengan pertempuran selama kurang lebih 35 hari ini kemudian dilerai oleh Sunan Muria sendiri karena keduanya sama-sama sakti dan tidak ada yang kalah.
Pertempuran terjadi di Desa Rendole di mana sejarah asal usul Desa Rendole diambil dari bahasa Jawa, yaitu "Sak kloron padha bandhole" di mana artinya keduanya sama-sama sakti mandraguna. Dari peristiwa ini, Kebo Nyabrang akhirnya diakui sebagai anak Sunan Muria dan diminta untuk menjaga pintu gerbang Majapahit. Masyarakat sekitar yakin bahwa sampai saat ini pintu gerbang Majapahit di Pati ini masih bersemayam Raden Bambang Kebo Nyabrang yang tak lain adalah Sunan Muria atau cucu Kanjeng Sunan Kalijaga. Demikian sejarah asal usul legenda pintu gerbang Majapahit di mana pintu gerbang ini merupakan pintu kerajaan paling besar dan berjaya di Nusantara ini sehingga harus dirawat karena menjadi bagian dari warisan budaya Nusantara yang tidak ternilai harganya.
Komentar
Posting Komentar