Dewasa ini, gaya hidup
dengan mengikuti tren sangatlah marak di kalangan kawula muda. Banyak dari
mereka yang berlomba-lomba agar terlihat kekinian dengan segala atribut yang
menyertai. Khususnya bagi kaum hawa, mereka sangat mudah tergiur dengan segala
rupa tren fashion, mulai dari mode berpakaian, aksesoris, serta model make up
terbaru. Tak jarang dari mereka yang rela merogoh kocek tinggi hanya untuk
membeli sebuah item dengan brand ternama. Hanya agar mereka tidak kalah saing
dengan temannya dan tidak dianggap ketinggalan zaman, mereka rela melakukan apa
saja
Hijab, sebuah kata yang
terdengar familiar belakangan tahun ini. Hijab merupakan sebuah kata yang
berasal dari bahasa Arab yang berarti penghalang. Yang mana pada banyak negara,
kata ini identik dengan muslim, pakaian muslimah, dan identitas muslimah.
Sampai pada akhirnya tercetuslah kata hijabers, yang berarti wanita pemakai
hijab.
Berhijab, yang kemudian
dapat kita artikan sebagai menutup aurat, sejatinya merupakan sebuah kewajiban
bagi setiap wanita muslim. Sebagaimana telah dijelaskan dalam QS. Al-Ahzab ayat
: 59 yang artinya “Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak
perempuanmu dan isteri-isteri orang-orang mukmin : “Hendaklah mereka
mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka
lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Dari salah satu ayat
tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa wanita muslim sudah sepantasnya untuk
menutup auratnya dengan menggunakan jilbab. Hal itu agar ia dapat dikenali
sebagai seorang muslimah. Selain itu dijelaskan bahwa berhijab dapat
menghindarkan mereka dari gangguan laki-laki penggoda yang suka mengganggu
wanita-wanita di jalan.
Walaupun para wanita
muslim telah mengetahui hukum menutup aurat atau berhijab itu wajib, masih
banyak dari mereka yang enggan untuk berhijab. Banyak sekali alasan yang
diberikan ketika seseorang mengajaknya untuk berhijab. Ada merasa belum siap,
belum mendapat hidayah, bahkan ada yang mengatakan bahwa ia belum bisa menjadi
orang baik, karena itu ia enggan berhijab. Bahkan dari mereka ada yang enggan
berhijab karena merasa bahwa berhijab itu kuno dan hanya cocok dipakai oleh ibu-ibu
saja. Namun, pendapat yang menyatakan bahwa berhijab itu kuno sepertinya telah
terbantahkan. Mengapa? Karena kini hijab telah menjadi bagian dari mode
fashion.
Dengan mengambil konsep
hijab modern, para perancang busana kini semakin gencar untuk memberikan
konsep-konsep yang baru dan segar. Segala macam model hijab dibuat untuk
menarik perhatian muslimah agar terlihat cantik dan percaya diri dengan
hijabnya. Sehingga pada lima tahun terakhir ini, hijab menjadi tren tersendiri
yang sangat pesat perkembangannya. Industri baju muslim juga semakin banyak dan
menjamur.
Berhijab yang pada
awalnya merupakan sebuah perintah dan kewajiban bagi setiap muslimah, kini
berganti kesan dengan menjadi sebuah tren. Pergeseran tersebut memang membuat
miris. Faktanya, masih banyak wanita yang menggunakan hijab dengan sistem buka
tutup, terkadang mereka memakai hijab, terkadang tidak. Bukan menjadi kesalahan
mereka ketika hanya mengikuti tren semata, karena niat dan hidayah datangnya
memang dari diri mereka sendiri.
Semakin banyaknya
wanita yang berhijab, seharusnya semakin banyak pula wanita-wanita muslimah
yang sholihah. Hijab yang datangnya dari hati akan membentuk
kepribadian-kepribadian yang baik dengan akhlak-akhlak yang mulia. Apalagi jika
lingkungan sekitar ikut mendukung hal tersebut. Hijab akan memnuntun seseorang
untuk menjadi lebih baik. Namun, pada kenyataannya hal tersebut masih jauh
berbeda dengan ekspektasi yang ditampilkan.
Masih banyak wanita
yang hanya berhijab hanya karena tren, hanya karena ingin terlihat kekinian
dengan segala macam aksesoris dan model hijab yang trendi. Akhlak masih jarang
mereka perbaiki sedang mode selalu mereka ikuti. Memang, semuanya butuh proses
untuk menjadi lebih baik. Namun, alangkah lebih baik apabila mode tersebut
diikuti dengan keinginan untuk memperbaiki diri. Jadi, berhijab tidak hanya
menjadi sebuah tren melainkan sebuah ajang untuk berlomba-lomba mencari
kebaikan.
Agar niatan untuk
berhijab dapat bertahan dan berkembang menjadi kebaikan, hal pertama yang dapat
dilakukan adalah dengan memilih lingkungan pertemanan yang juga mendukung
niatannya untuk menjadi lebih baik. Karena pada dasarnya, lingkungan memang
sangat mempengaruhi bagaimana seseorang bertumbuh kembang. Lingkaran pertemanan
yang terjalin sangat mempengaruhi bagaimana cara orang-orang yang terlibat di
dalamnya untuk bertindak dan bersikap.
Hal kedua yang dapat
dilakukan adalah memperdalam ilmu agama. Belajar ilmu agama bisa dari mana
saja, dari Al-Qur’an, buku-buku agama, atau belajar langsung dari
ustadz/ustadzah maupun kyai. Hal tersebut bertujuan agar seseorang semakin
mengerti tentang agamanya, dan memantapkan hatinya agar selalu istiqomah dalam
menjalankan perintahnya. Selain itu dengan memperdalam ilmu agama, hatinya akan
semakin tenang.
Dan hal ketiga yang dapat
dilakukan adalah dengan selalu mencoba menebar kebaikan dan senantiasa
mendoakan muslimah yang lain agar selalu diberikan yang terbaik. Berhijab,
bukan berarti hanya sebatas menutup aurat saja. Berhijab bukanlah berarti
sekedar menjalankan kewajiban. Berhijab merupakan sebuah proses bagi seseorang
untuk menjadi lebih baik. Dengan saling menebar kebaikan dan saling mendoakan,
kecantikan dari dalam seorang muslimah akan terpancar.
Kecantikan tidak selalu
berbicara tentang penampilan fisik, karena kecantikan dari hati akan lebih
terlihat. Segala macam mode fashion hanyalah sebagai pemanis saja, karena yang
utama adalah kepribadian dan sifat dari wanita tersebut. Apabila niat telah
diluruskan, maka berhijab tidak lagi menjadi sebuah penghalang untuk berkarya,
tapi ia akan menjadi keberkahan dan pembuka jalan bagi kebaikan-kebaikan
lainnya.
Komentar
Posting Komentar