Langsung ke konten utama

Kecerdasan Hanya Berorientasi Pada Nilai di Sekolah, Cukup kah?


Sering kali kita mendengar pernyataan bahwa orang yang pintar adalah orang yang selalu mendapatkan rangking satu dan nilai akademik tertinggi di kelasnya.
Seorang ahli berpendapat bahwa, kecerdasan mencerminkan kemampuan umum seseorang untuk menerima sebuah informasi yang berisi pembelajaran, pemahaman, penalaran, dan pemecahan masalah. Dalam hal ini, tidak jarang orang tua memaksakan kehendak mereka agar anaknya terus belajar hingga menjadi juara kelas dan meraih cita – cita sesuai dengan keinginan mereka. Tapi pada kenyataannya, tidak semua anak bisa melakukan hal tersebut.
Tidak lama ini, pasca kasus seorang siswi SMP di Bantul yang ditemukan tewas karena diduga depresi dimarahi orang tuanya lantaran nilai UNnya sangat jelek, seorang kepala sekolah SD di Bantul mengirimkan surat kepada seluruh orangtua siswa di sekolahnya.
Berikut isi surat tersebut:
Kepada Para orangtua,
Ujian anak Anda telah selesai. Saya tahu Anda cemas dan berharap anak Anda berhasil dalam ujiannya. Tapi, mohon diingat, di tengah – tengah para pelajar yang menjalani ujian itu, ada calon seniman yang tidak perlu mengerti matematika. Ada calon pengusaha, yang tidak butuh pelajaran Sastra dan Sejarah. Ada calon musisi, yang nilai Kimia nya tidak akan berarti. Ada calon olahragawan, yang lebih mementingkan fisik daripada pelajaran Fisika. Ada calon fotografer yang lebih berkarakter dengan sudut pandang art berbeda yang tentunya ilmunya bukan dari sekolah ini.
Sekiranya anak Anda lulus menjadi yang teratas, hebat! Tapi bila tidak, mohon jangan rampas rasa percaya diri dan harga diri mereka. Katakan saja: “Tidak apa – apa, itu hanya sekedar ujian.” Anak – anak itu diciptakan untuk sesuatu yang lebih besar lagi dalam hidup ini. Katakan pada mereka, tidak penting berapapun nilai ujian mereka, Anda mencintai mereka dan tidak akan menghakimi mereka. Lakukanlah ini, dan di saat itu lihatlah anak Anda menaklukan dunia. Sebuah ujian atau nilai rendah tidak akan mencabut impian dan bakat mereka. Dan mohon, berhentilah berpikir bahwa hanya dokter dan insinyur yang bahagia di dunia ini.
Hormat Saya,
Kepala Sekolah
Surat itu kurang lebih berpesan kepada para orang tua agar lebih bijak dalam menyikapi pencapaian anak – anak mereka dan para orang tua juga diharapkan tidak mudah menghakimi seorang anak. Pada hakikatnya, nilai tidaklah lebih dari sebuah angka. Ada yang lebih penting daripada itu. Orang tua berkewajiban untuk mengenali dan menggali potensi yang dimiliki oleh anak – anak mereka serta mendampingi mereka dalam mewujudkannya. Setiap anak terlahir unik dan berbeda. Jangan terlalu mempermasalahkan nilai yang didapatkannya di sekolah, dan hargailah setiap proses yang telah mereka lakukan dalam belajar.
Setiap anak memiliki kecerdasan, minat, dan bakat yang berbeda – beda. Oleh karena itu, orangtua harus bisa memperlakukan anak mereka sesuai dengan kecerdasan yang dimiliki oleh sang anak. Kita tidak bisa menuntut seseorang untuk menjadi ahli di setiap bidang. Akan ada orang yang selalu mendapatkan nilai jelek di kelas, padahal sebenarnya ia adalah orang yang sangat terampil dalam berolahraga dan pelajaran kesenian. Sungguh tidak adil apabila kita menyatakan bahwa orang ini tidak pintar. Kita harus menemukan apa yang kita sukai di dalam hati, apa yang kita benar – benar sukai, apa yang benar – benar kita inginkan, dan kemudian berkonsentrasi untuk melakukan hal tersebut.
Masuk tentang cita – cita seseorang, pada dasarnya setiap orang dapat menjadi apa saja. Cita – cita seseorang tidak harus selalu profesi yang dibanggakan seperti dokter, insinyur, polisi dan cita – cita yang terkenal lainnya. Setiap orang memiliki masa depan, bahkan sampai menjadi ahli profesional di setiap bidangnya. Kesuksesan tidak ditentukan oleh seberapa terkenal profesi yang dijalani oleh seseorang.
Sebenarnya setiap orang memiliki definisinya sendiri tentang arti dari sebuah kesuksesan. Namun, ada satu hal yang perlu di ingat. Hidup dan kesuksesan bukanlah sebuah balapan untuk adu kecepatan, melainkan sebuah petualangan yang harus dinikmati setiap langkah demi langkah. Manusia punya jalan suksesnya masing – masing, maka jangan dipaksakan. Hidup sukses itu adalah ketika kita mengerjakan suatu hal yang benar – benar kita suka. Ketika kita melakukan hal yang kita sukai, kita tidak akan menganggap itu sebagai pekerjaan, karena kita menyukainya. Kesuksesan juga tidak bisa dibentuk oleh orang tua. Kita pasti tau bahwa banyak sekali anak – anak yang jelek nilai sekolahnya atau tidak baik di sekolah tapi besarnya bisa menjadi orang yang sukses, sedangkan anak – anak yang sukses di sekolah,  tidak sedikit yang akhirnya hanya bekerja menjadi pegawai biasa. Kenapa hal itu bisa terjadi? Kembali lagi, karena kesuksesan itu bukanlah sebuah angka, melainkan sebuah perjuangan.
            Hal terakhir yang penting untuk diingat, bahwa kecerdasan juga sebenarnya bukan hanya tentang kapasitas otak yang mumpuni dan wawasan yang luas akan suatu ilmu pengetahuan. Lebih dari itu, kecerdasan juga berarti kemampuan kita untuk berbagi, berempati, memahami, dan meringankan kondisi orang lain dengan apa yang kita miliki. Sesempurna apapun ilmu yang kita miliki, itu tidak akan bisa berguna apabila hanya dinikmati oleh diri kita sendiri atau segelintir orang saja. Ilmu akan percuma, kalau kita enggan membaginya dengan orang lain. Kenapa kita harus merasa tersaingi apabila dengan membagikan ilmu yang kita miliki, justru akan menambah makna kehidupan yang sedang kita jalani? Kecerdasan bukan hanya soal mengembangkan diri sendiri, tetapi juga melibatkan keberadaan orang lain agar nantinya bisa berkembang bersama – sama di kemudian hari. Alih - alih kecerdasan otak, justru kecerdasan hati ini lebih banyak dibutuhkan oleh orang – orang. Dunia tidak butuh orang cerdas yang ilmunya hanya ia gunakan untuk dirinya sendiri, tetapi dunia butuh mereka yang cerdas dalam hati, mereka yang tiada henti mencari ilmu lalu membagikan ilmu tersebut agar bisa bermanfaat bagi orang lain

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tembang Macapat Sinom dan Artinya

Tembang macapat Sinom merupakan salah satu tembang macapat yang banyak berbicara tentang anak muda yang sedang mengalami pertumbuhan. Dalam tradisi jawa, tembang banyakk dimanfaatkan sebagi sebuah piwulang (ajaran) dan wewarah (mengajari), tak terkecuali tembang macapat sinom . Salah satu tembang macapat sinom yang paling populer adalah karya KGPAA Mangkunegoro ke IV (1811-1882 M) yang terdapat dalam Serat Wedatama, Pupuh Sinom, podo 15. Tembang ini sering dikenal dengan nama Sinom Gadhung Melati.

Nusantara Droid War : Komik Pengangkat Legenda dan Dongeng di Indonesia

Nusantara Droid War atau yang lebih dikenal dengan NDW, merupakan sebuah komik online yang berada di sebuah aplikasi LINE yaitu Webtoon. Komik ini hasil besutan dari Satria EXZ dan Vega Mandalika, tapi untuk sekarang masih dipegang oleh Vega Mandalika yang dibantu oleh teman-temannya. NDW ini memiliki genre komik fantasi yang menceritakan sebuah permainan modern yang sedang trend di Indonesia. Para player memiliki sebuah bidak atau jagoan yang didalam komik tersebut disebut droid. Para player pun mengadu droid-droidnya satu sama lain dengan menyajika kekuatan-kekuatan yang berbeda-beda pula. Tetapi menarik disini adalah droid-droid yang dimiliki player NDW merupakan berbagai hal yang berkaitan dengan unsur nusantara Indonesia, mulai dari kisah rakyat, legenda, tarian daerah, hingga kisah mistis yang ada di Indoensia. Semua itu dikemas dengan wujud ilustrasi yang modern tanpa meninggalkan ciri khas tokoh yang akan di jadikan droid. Sampai saat ini NDW sudah mencapai episode 125 de...

RESUME BUKU "Ilmu Pengetahuan Sebuah Tinjauan Filosofi (A. Sony Keraf & Mikhael Dua)" BAB 1 PENDAHULUAN

Apa Itu Filsafat ? Karena filsafat ilmu pengetahuan merupakan salah satu cabang filsafat, barangkali ada baiknya kita awali dengan mengajukan pertanyaan klasik berupa “Apa itu filsafat?”. Namun itu merupakan suatu pertanyaan yang sulit untuk dijawab, berbeda dengan pertanyaan “Apa itu sosiologi?”, “Apa itu politik?”, “Apa itu antropologi?” dan seterusnya. Beberapa pertanyaan tersebut agak mudah untuk menemukan jawabannya, namun untuk menemukan jawaban dari pertanyaan “Apa itu filsafat?” tidak mudah untuk menjawabnya. Sering kali orang-orang yang secara khusus belajar tentang filsafat mengatakan pertanyaan tersebut tidak mudah untuk menjawabnya secara singkat. Tetapi, sebenarnya jika kita mengajukan pertanyaan seperti itu sudah menandakan kita sedang berfilsafat. Dengan jawaban ini mau dikaitkan bahwa filsafat pertama-tama adalah sikap, sikap mempertanyakan, sikap bertanya, yaitu bertanya dan mempertanyakan segala sesuatu. Karena itu, ketika kita bertanya “Apa itu filsafat?” kita seda...