Salah satu film yang
berhasil menjuarai box office pada bulan Juni ini adalah film superhero, Wonder
Woman. Kesuksesannya meraup keuntungan lebih besar dari prediksi pasar dan
mampu mencapai sekitar US$435,2 juta membuat film garapan sutradara Patty
Jenkins ini mencetak rekor sebagai film yang berpendapatan terbesar pada akhir
pekan kemarin. Film yang bertokoh utama perempuan ini mengangkat cerita dari DC
Comics yang sebenarnya telah terbit dari sekitar 75 tahun lalu.
Gal Gadot yang
memerankan Diana Prince pada film ini mengatakan bahwa ia sendiri turut tidak
menyangka bahwa Wonder Woman akan berhasil mencatat pencapaian sebesar itu
berhubung ini adalah debut pertamanya sebagai aktris dalam memerankan sosok
superhero. Tidak hanya menuai keuntungan yang besar, namun juga bermacam-macam
pujian dari berbagai kritikus di seluruh dunia. Hal ini dapat dikatakan menjadi
titik kebangkitan bagi film-film hasil kolaborasi antara Warner Bros dan DC.
Setelah berkali-kali
menyaksikan film-film DC Extended Universe sebelumnya yang justru menuai
cibiran dan termaksud mengecewakan karena berada jauh di bawah harapan seperti
Man of Steel, Batman v Superman: Dawn of Justice, dan Suicide Squad, tentu saja
membuat para penikmat film tidak terlalu berekspektasi tinggi terhadap film
Wonder Woman ini. Berbeda dengan film superhero DC rata-rata pada umumnya,
sejak awal film ini memang digadang-gadang akan menjadi proyek film yang
menampilkan bintang utama dan sutradara perempuan.
Wonder Woman seolah
hadir pada saat yang tepat. Pasalnya saat ini dunia telah digandrungi oleh
isu-isu kesetaraan gender bagi laki-laki dan perempuan hingga hadirnya
kelompok-kelompok sosial yang mengaku sebagai kaum feminis, membuat film ini
semakin menjadi pusat perhatian yang mencolok bagi berjuta-juta pasang mata di
seluruh dunia.
Dalam film ini pula kita dapat melihat sosok perempuan
yang kuat dan perkasa pada kehadiran tokoh utama yang bertindak sebagai
pahlawan yang melawan dan akhirnya berhasil mengalahkan tokoh antagonis cerita.
Semua itu berhasil dilakukan tanpa menghilangkan penggambaran kesan feminin
sang Wonder Woman, terutama saat ia disandingkan dengan tokoh utama laki-laki,
yaitu Steve Trevor, dalam beberapa adegan yang terekam di filmnya.
Kedua tokoh dipertemukan dalam keadaan yang genting dan
penuh konflik sehingga sang putri amazon pada awalnya tidak menyadari
ketertarikannya dengan satu-satunya pria pertama yang ditemuinya itu.
Selanjutnya, pada salah satu adegan yang berlatar tempat di atas perahu layar,
ketika Diana dan Steve sedang menuju ke London yang mempertontonkan betapa
manisnya Diana ketika dia terlihat kebingungan bagaimana menghadapi orang yang
berasal dari luar dunianya selama ini, dan begitu juga sebaliknya.
Hal yang sama tentunya dirasakan juga oleh karakter Steve
Trevor, yang diperankan oleh aktor Hollywood, Chris Pine. Terlebih lagi saat
bagian akhir dimana mereka terlihat berbagi momen-momen perpisahan yang sukses
membuat banyak hati penonton teriris ketika tahu bahwa cerita dari pasangan
yang kompak ini tidak akan berakhir bahagia dan bersama selamanya. Dari
berbagai unsur gabungan antara latar belakang klasik, kekuatan super, kisah
romantis, dan perdamaian dunia menghadirkan sosok pahlawan perempuan yang
memukau yang telah ditunggu-tunggu sejak lama.
Keberhasilannya pada film yang pertama ini tentu saja
membuat timbulnya banyak harapan agar sekuel Wonder Woman dapat segera dibuat.
Dan bercermin dari banyaknya nilai-nilai positif yang terkandung pada film ini,
tidak dapat dipungkiri bahwa penggemar tentunya menantikan untuk film-film
superhero lainnya dapat menyusul dalam menghadirkan tingkat kepuasan yang sama
saat menontonnya. Khususnya bagi kaum perempuan, mulai dari usia muda maupun
dewasa yang masih hanya memiliki beberapa figur panutan yang terbatas dalam
dunia superhero.
Komentar
Posting Komentar