Pada lagaini Malaysia membuka keunggulan melalui Soniia Cheah yang mengalahkan Fitriani dengan Rubber Game. Tapi di pertandingan yang kedua dengan mempertemukan ganda putri Indonesia Gresyia Polii/Apriyani dengan ganda putri Malaysia Yea Ching Goh/Lee Meng Yean. Pada pertandingan kali ini Greysia/Apriyani memetik kemenangan dengan dua game sekaligus serta menyamakan skor sementara 1-1. Seakan-akan kurang puas dengan hasil imbang ini, para pemain Indonesia khususnya tunggal putri pertama Inndonesia, Gregoria Mariska Tunjung turut menyumbangkan poin sehingga membalikkan keadaan dan unggul sementara dengan skor 2-1. Gregoria berhasil menumbangkan salah satu tunggal putri Malaysia yang terkuat yaitu Goh Jin Wei dengan skor 22-20, 21-16. Seakan-akan memiliki kpercayaan diri yang lebih karena sudah unggul atas Malaysia, tim uber Indonesia terum memberikan tekanan. Kali ini giliran pasangan ganda putri kedua Indonesia Della Destiara Haris/Rizki Amelia Pradipta menjadi penentu kemenangan Indonesia atas Malaysia. Pasangan ini menumbangkan pasangan ganda putri Malaysia Chou Mei Kuan/Vivian Hoo dengan rubber game. Dengan hasil kemenangan 3-1, Indonesia berhasil mengalahkan Malaysia di fase grup D dan membuat Indonesia meju di urutan nomor dua setelah China yang berhasil membabat habis tim uber dari Prancis dengan skor yang sangat telak yaitu 5-0.
Selama ini pemain bulutangkis Indonesia khususnya di sector putri sempat dilihat sebelah mata, karena banyak yang menganggap bulutangkis putri di Indoensia susah untuk berkembang. Padahal angkatan terdahulu, para atlet bulutangkis piutri Indonesia seperti Susi Susanti, Maria Febe, Firdasari, Manuputy Bellatrix dan masih banyak lagi. Mereka sukses untuk membuat nama Indonesia dan lagu kebangsaan Indoesia Raya diperdengarkan di langit dunia. Tapi seyelah angkatan Susi Susanti dan kawan-kawan berakhir, bulutangkis Indonesia khususnya sector putri bisa dikatakan merosot, sebut saja tunggal putri Indoensia yang sangat jarang untuk membawa pulang gelar ke tanah air. Mereka seperti Fitriyani, Hanna Ramadhani, Gregoria Mariska Tunjung, Ruselli Hartawan dan masih banyak lagi pemain baru di tunggal putri, masih belum bisa untuk menunjukkan ketajaman permainan mereka. Tapi beberapa sudah membuktikan bahwa ada perkembangan, misal saja Gregoria yang kemarin mendapatkan gelar juara dunia junior di ajang Blibli.com Yonex Sunrise BWF Worl Junior Championship 2017. Terlihat dari pencapaian-pencapaian tersebut sudaah ada perkembangan dari para atlet bulutangkis putri Indonesia. Tapi untuk masalah beregu, tim putri Indonesia masih kurang kuat untuk menahan gempuran-gempuran dari para pesain dari Negara-negara lain. Terbukti pada ajang Piala Uber tahun 2016 Indonesia gagal melaju ke semifinal karena dikalahkan oleh tim Uber Korea Selatan dengan skor 3-0, dan hal tersebut merupakan catatan paling buruk selama piala uber diselenggarakan. Masih banyak lagi yang perlu diperbaiki dan di kembangkan oleh para atlet bulutangkis putri Indonesia ini.

Komentar
Posting Komentar