Sebuah teori kognitif umum yang menjelaskan apa yang
benar-benar terjadi pada manusia untuk menghasilkan sebuah tindakan
komunikatif. Teori ini dikembangkan oleh John Greene dan teori ini juga sebuah
penyusunan tindakan menguji cara kita mengatur dalam pikiran dan menggunakan
dalam membentuk sebuah pesan.
Walaupun mempunyai contoh yang sangat sederhana syaraf
kalian akan mengalami perubahan secara terus menerus. Sewaktu waktu sebuah
hubungan yang terjalin dengan baik dan aktif maka akan menimbulkan syaraf
tertentu akan cenderung berkelompok dalam sebuah modul yang disebut Grenee dengan
rekam procedural. Rekam procedural (procedural
record) adalah sekumpulan hubungan
diantara syaraf dalam sebuah jaringan tindakan yang sebagiannya adalah sebuah
hubungan otomatis. Setiap kalian akan melakukan sebuah tindakan, kalian harus
menyiapkan sebuah prosedur tindakan tersebut. Kalian harus memilih mana yang paling penting yang akan kalian lakukan. Sebagian
besar tindakan yang sudah berkelompok dan sedah sering untuk digunakan, maka
seseorang tersebut akan bergantung pada tindakan tersebut seolah-olah tindakan
tersebut sudah terprogram.
MODEL
PEMILIHAN STRATEGI
Perolehan Pemenuhan
Meraih sebuah pemenuhan dari orang lain adalah salah satu
tujuan dari sebuah komunikasi. Misalnya, berusaha untuk membiarkan orang lain
menjalankan sesuatau ataupun menghentikannya. Gerald Marwell dan David Schmitt
adalah orang yang pertama kali melakukan kajian tersebut dan mereka menggunakan
sebuah metode penukaran teori sebagai dasar untuk model perolehan pemenuhan
mereka. Ini adalah beberapa strategi perolehan pemenuhan Maxwell da Schmitt :
a. Janji
(promising)
b. Ancaman
(threatening)
c. Mengetahui
hasil positif (showing expertise about
positive outcomes)
d. Mengetahui
hasil negatif (showing expertise about
negative outcomes)
e. Menyukai
(liking)
f. Tawaran
(pregiving)
g. Penerapan
stimulasi rasa tidak suka (applying
aversive stimulation)
h. Meminta
balas budi (calling in a debt)
i.
Mengarah pada kewajiban moral (making moral appeals)
j.
Memuaskan perasaan positif (attributing positive feelings)
k. Memuaskan
perasaan negatif (attributing negative feelings)
l.
Pencitraan positif (positive altercasting)
m. Pencitraan
negatif (negative altercasting)
n. Mendahulukan
kepentingan orang lain (seeking
altruistic compliance)
o. Menunjukkan
penghargaan / imbalan positif (showing
positive esteem)
p. Menunjukkan
akibat / ganjaran negatif (showing
negative esteem)
Pada model ini
berorientasi pada sebuah kekuasaan dan kalian juga bisa mendapatkan pemenuhan
dari orang lain jika kalian mempunyai kekuatan yang cukup. Dalam usaha untuk
menciptakan sejumlah prinsip tersebut muncul lima strategi umum yaitu,
penghargaan/ rewarding, hukuman, pengetahuan, komitmen umum, komitmen personal.
Ada salah satu literature dari Lawrence Wheeless, Robert Barraclogh, dan Robert
Stewart yaitu perolehan pemenuhan yang paling meluas. Kelompok Wheeless
memisahkan tiga jenis kekuasaan umum, yang pertama adalah kemampuan yang
dimiliki untuk memanipulasi akibat dari tindakan yang kedua. Jenis kekuasaan
yang kedua adalah kemampuan yang dimiliki untuk menentukan posisi hubungan
seseorang dengan orang lain. Dan yang terakhir adalah kemampuan yang dimiliki
untuk menentukan sebuah nilai, kewajiban, atau keduanya.
Contohnya, seorang
pemimpin bisa memperoleh pemenuhannya dengan adanya rakyatnya, adat istiadat
dan juga nilai-nilai yang ada di daerah nya. Pemimpin tersebut bisa menjalankan
pemerintahan dengan adanya pemenuhan yang mencukupi dan memadahi. Dan
kekuasaannya bisa untuk berbagai macam kegiatan misalnya untuk menanamkan
nilai-nilai budi pekerti bagi para penduduk sekitar dan juga bisa untuk
mempengaruhi para penduduk. Tapi adakalanya kekuasaan tersebut disalahgunakan
untuk memanipulasi segalaanya utuk kebutuhan pribadi saja.
KONSTRUKTIVISME
Konstruktivisme
adalah sebuah teori yang dikembangkan oleh Jesse Delia dan koleganya, memiliki
pengaruh yang kuat pada bidang komunikasi. Teori ini mengatakan bahwa individu
menafsir dan bertindak menurut kategori konseptual yang ada dalam pikiran.
Realitas tidak menghadirkan dirinya dalam bentuk kasar, tetapi harus disaring
melalui cara seseorang melihat sesuatu. Konstruktivisme sebagian bdidasarkan
pada teori George Kelly tentang gagasan pribadi yang menyatakan bahwa manusia
memahami pengalaman dengan berkelompok serta membedakan kejadian menurut
kesamaan dan perbedaannya. Kerumitan dan kesederhanaan dalam system merupakan
sebuah fungsi jumlah relative gagasan dan tingkat perbedaan yang dapat di ubah.
Jumlah gagasan yang digunakan pada sebuah topic tertentu disebut diferensiasi kognitif. Pesan persuasif
sederhana hanya menyampaikan tujuan sendiri tanpa mempertimbangkan kebutuhan
orang lain, sedangkan pesan persuasive yang adaptif dan kompleks dirancang
untuk memenuhi kebutuhan sendiri dan orang lain. Kerumitan kognitif
menghasilkan pemahaman yang lebih baik terhadap sudut pandang orang lain dan
kemampuan yang lebih baik untuk membingkai pesan-pesan agar dapat dipahami oleh
orang lain disebut pengambilan sudut
pandang.
Gagasan
interpersonal sangatlah penting kerena mereka akan memandu bagaimana kita
memahami orang lain. Karena setiap individu berbeda dalam kerumitan cara mereka
memandan orang lain. Konstruktivisme juga mengenali bahwa gagasan memiliki asal
mula sosial dan dipelajari melalui interaksi dengan orang lain. Manusia juga
mencoba untuk memberikan dukungan sosial bagi orang lain dalaam berbagai cara
dan metode ilmiah lainnya.
Conntohnya,
diadaka sebuah forum diskusi pada sebuah organisasi yang membahas tentang
politik dan sosial. Dalam forum tersebut terdapat organisasi-organisasi lainnya
yang diundang dalam diskusi tersebut. Sehingga mereka bisa membahas permasalah
tersebut dengan terpusat dan tidak melenceng ke persoalan yang lainnya. Jadi
arah pembicaraan diskusi tersebut adalah tentang tema sosial politik tersebut.
TEORI
KESOPANAN
Teori ini mengatakan bahwa dalam kehidupan sehaari-hari
kita merancang pesan-pesan yang melindungi mmuka orang lain dan mencapai tujuan
yang lainnya juga. Sebuah perlakuan sosiopsikologis yang paling terkenal
kesopanan dan wajah adalah sebuah karya dari Penelope Brown dan Stephen
Levinson. Brown dan Levinson yakin bahwa kesopanan sering kali juga sebuah
tujuan karena hal ini merupakan sebuah nilai universal budaya. Kebudayaan yang
berbeda-beda mempunai tingkatan yang berbeda-beda pula. Agar kebudayaan kita
dihargai dan dilindungi maka para peneliti menemukan sebuah cara yaitu dengan
kebutuhan wajah. Ada 2 macam wajah, yaitu wajah positif dan wajah negative.
Wajah positif adalah keinginan untuk dihargai dan diakui untuk disukai dan
dihormati. Sedangkan wajah negative adalah keinginan untuk bebas dari gangguan
atau kekacauan. Kesopanan sangatlah
penting ketika kita harus mengancam wjah orang lain, yang sering terjadi dalam
sebuah hubungan kita dengan orang lain. Kita dapat melakukan tindakan FTA (face threats act) yang berpotensi gagal
dallam memenuhi kebutuhan wajah positif atau negative. FTA mengambil lima
bentuk, antara lain (1) menyampaikan FTA dengan terus terang atau secara
langsung, tanpa tindakan sopan, (2) menyampaikan FTA bersamaan dengan beberapa
bentuk kesopanan positif, (3) menyaimpaikan FTA bersamaan dengan beberapa bentuk
kesopanan negative, (4) menyampaikan FTA secara tidak langsung atau idak
diumumkan, (5) sama sekali tidak menyampaikan FTA.
Pendekatan yang digunakan yang jauh lebih tidak mengancam
dengan menggabungkan FTA dengan kesopanan negative. Sebuah FTA “yang tidak
diumumkan” adalah salah yang bersifat tidak langsung dan ambigu. Menurut Brown
dan Levinson, strategi-strategi yang akan digunakan bergantung pada sebuah
rumus sederhana. Wx = D(S,H) + P(H,S) + Rx. Rumus ini berarti bahwa jumlah
usaha (W) yang dilakukan seseorang bergantung ada jarak sosial (D) diantara
pembicara (S) dan pendengar (H), ditambah dengan kekuasaan (P) pendengar atas
pembicara, ditambahkan risiko (R) menyakiti orang lain.
Contoh, seorang ayang
menasehati anaknya agar tidak tidur terlalu malam karena akan terlambat bangun
keesokan harinya. Itu termasuk dalam merupakan tuturan yang tidak santun karena
penutur tidak membiarkannya mitra tuturnya bebas melakukan apa yang sedang
dikerjakannya. Ketidaksantunan tuturan itu menyangkut muka negatif. Kesantunan
yang berkenaan dengan muka negatif dinamakan kesantunan negatif.
Misal, ada seseorang
yang bilang “saya senang dengan Kejujuran yang Anda tunjukkan”, hal itu
menunjukkan penuturan yang santun dan bersifat menghargai seseorang. Tapi
berbeda dengan penuturan “Jaman sekarang kejujuran itu tidak menjamin sebuha
kesuksesan tercapai”, penuturan yang kurang santun atau tidak menghargai apa
yang dilakukan orang lain
Komentar
Posting Komentar