Juwana
adalah merupakan sebuah kecamatan yang terletak di pesisir utara Pulau Jawa
yang terletak di jalur Pantura yang menghubungkan kota Pati dengan kota
Rembang. Juwana juga merupakan kecamatan terbesar kedua yang ada di Kabupaten
Pati. Maka dari itu, Juwana memiliki banyak “kekayaan”, misal saja di juwana
yang paling terkenal yaitu industry kuningannya dan tambak bandeng yang sangat
melimpah. Satu lagi yang paling terkenal, yaitu adalah batiknya, yang sudah
melambung sampai ke mata dunia. Selain itu Juwana juga meiliki segudang sejarah
yang berasal dari masing-masing daerahnya, terlebih lagi yamng merupakan salah
satu ikon atau landmark Juwana yaitu adalah Pulau Seprapat.
Pulau
Seprapat ini merupakan sebuah pulau yang ada di tepi sungai Silugonggo di
bagian utara kota Juwana. Menurut salah satu orang yang merupakaan warga lokal
ddari Pulau Seprapat mengatakan bahwa dulunya ini adalah sebuah pulau utuh.
Menurut mistos yang ada, di pulau ini Dampo Awang telah meninggalkan hartanya.
Serta dulunya ada seseorang yang bernama Datok Lodang yang diyakini sebagai
guru dari Sunan Muria dan Adipati Patak Warak. Pada zaman Majapahit dulu, Datok
Lodang memiliki senjata atau pusaka yang sangat ampuh, dimana pusaka tersebut
bisa menggabungkan segala benda. Untuk menguji seberapa sakti pusaka tersebut,
Datok Lodang memenggal kepala sang adik yang sedang mencarinya untuk diajak
pulang. Percobaan pertama ia berhasil menggabungkan kembali kepala sang adik
yang terpenggal tadi, tetapi percobaan yang kedua mengalami kegagalan karena
kepala sang adik yang tiba-tiba menghilang. Meratabi nasib sang adik, kemudian
Datok Lodang menyambung badan sang adik dengan kepala seekor kera yang banyak
ditemukan didaerah tersebut. akhirnya pun sang adik hidup kembali dengan
memiliki kepala kera. Terdapat juga mitos-mitos yang berkembang dimasyarakat,
yaitu kera-kera yang beradaa di Pulau Seprapat ini seakan-akan tahu derajat
orang yang datang di pulau ini. Apabila orang yang datang tidak mempunyai
derajat yang tinggi, maka kera-kera tersebut tidak maau untuk mendekatinya.
Mitos selanjutnya yaitu, dapat mengetahui maksud dan tujuan seseorang tersebut
datag ke Pulau Seprapat itu hanya membawa sebuah telur. Telur menjadi makanan
favorit para kera, konon apabila kera tersebut memakan telur itu dan
memuntahkannya, nita dan tujuan orang yang datang tersebut adalah tidak baik
atau ada maunya. Kera-kera yang berada pada Pulau Seprapat ini seakan-akan
memiliki sopan santun. Tapi sekarang kera-kera yang ada di pulau ini semakin
hari semakin menghilang karena banyak diburu oleh oran-orang yang tidak
bertanggung jawab dan juga ada sebagian kera yang mati kerena kelaparan.
Dari
mitos tersebut, banyak orang mengenal Pulau Seprapat sebagai tempat pesugihan. Namun cerita
tersebut hanya sekadar tutur pinutur dari orang-orang setempat, karena belum
ada bukti sejarah atau praasti yang ada di sana. Banyak sekali tradisi yang
diadakan di Pulau Seprapat yaitu sla satunya Ngalap Berkah. Tradisi ini
dilakukan oleh para nelayan desa sekitar, tradisi ini dilakukan dengan
berziarah di makaan Datok Lodang, orang sekitar memberi nama Syekh Datok Lodang
Wali Joko. Selain ziarah pualu ini juga sering diadakan pengajian rutinan,
yaitu padaa saat sedekah laut.
Selain
semua itu, Pulau Seprapat memiliki eksotisme yang sangat indah sekali, dengan
banyaknya pohon-pohon rindang menambah kesejukan pulau tersebut. Pulau ini
menjadi salah satu destinasi yang berada di Juwana, sangaat cocok datang ke
Pulau Seprapat pada saat sore hari karean bisa melihat sang surya tenggelam di
balik Gunung Muria. Pulau ini juga menjadi tempat favorit para pemancing sungai
silugonggo, biasanya memancig terkesan sangat panas namun berad di pulau ini
sangatlah berbeda, dengan hembusan angin yang semilir membuat para pemancing
betah untuk memancing di pulau ini.
Komentar
Posting Komentar